Rajapoker88

Pahami Semua Hal Tentang Penyakit Gila Seks Hanya Dalam 10 menit





 Jakarta - Sama halnya seperti makanan dan minuman, seks juga merupakan kebutuhan biologis yang harus dipenuhi oleh manusia. Sayangnya kedua kebutuhan biologis tersebut tidak luput dari potensi membawa penyakit, apalagi jika upaya memenuhi kebutuhannya melampaui batas normal.

Makanan dan minuman yang salah bisa membuat seseorang sakit diabetes, jantung, lambung, paru-paru dan hati. Tidak jauh berbeda, seks dengan pihak yang salah juga berpotensi membuat orang tersebut rentan akan penyakit menular seperti hepatitis, HIV dan AIDS.

Namun dampak mengonsumsi makanan berlebih dan melakukan seks terlalu sering atau dalam kadar tergolong berlebihan sedikit berbeda antar satu sama lain. Untuk makanan, berlebihan hanya akan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah kurang baik karena awalnya mengonsumsi yang salah atau tidak bergizi dan bernutrisi.

Sementara untuk seks, berlebihan dapat diartikan sebagai pertanda bahwa orang tersebut menderita penyakit hypersexuality disorder atau kecanduan seks.

Seperti yang dijelaskan di situs resmi Hypersexuality Disorder, Minggu (9/10/2016), kecanduan seks merupakan istilah untuk mendeskripsikan seseorang yang memiliki fantasi sekaligus gairah berlebihan untuk melakukan seks.

Berlebihan dalam hal ini berarti pecandu seks kerap terjebak dalam situasi dan kondisi mendesak yang mana mendorongnya untuk bersetubuh dengan siapa saja atau melakukan hal lain yang berkaitan dengan seks seperti menonton film porno atau masturbasi agar energi dapat tersalurkan dan menjadi lega secara fisik dan mental.

Orang menyebut kondisi ini bermacam-macam, mulai dari yang formal yaitu kecanduan seks hingga yang kurang formal dan terkesan lebih agresif yaitu, maniak seks atau gila seks.

Tanpa harus membawa penyakit, kecanduan seks sebetulnya sudah merupakan suatu bentuk penyakit pada kejiwaan seseorang lantaran membuat penderitanya khilaf sepenuhnya saat obsesi dan keinginan melampiaskan hawa nafsu tiba-tiba muncul di waktu-waktu yang tidak dapat ditentukan dan tergolong sering.

Ini menandakan bahwa penderita kesulitan menahan diri untuk melakukan sesuatu yang berpotensi menjatuhkan harga diri sekaligus meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit pada dirinya.

Sejak dulu dianggap 'taboo'

Penyakit gila seks ini ternyata sudah lama mengintai para wanita dan pria di belahan bumi mana pun. Namun pada jaman dahulu, istilah yang digunakan untuk menyebut seorang penderita kecanduan seks berbeda antara pria dan wanita.

Wanita yang terbukti maniak seks diberikan julukan nymphomania. Julukan ini tentunya tidak hanya sekedar julukan saja melainkan sebuah penyakit atau gangguan pada mental wanita yang secara seksual kompulsif sekaligus agresif.

Melansir Psychology Today, julukan atau kondisi penyakit ini bukanlah hal yang bisa diceritakan ke banyak orang karena berkonotasi negatif dan membuktikan bahwa seorang wanita tidak bisa mengendalikan hasrat seksualnya. Pasalnya, wanita penggila seks dianggap sebagai tipe wanita yang harus dijauhkan dari suami atau pria berstatus apa pun karena dinilai tidak jauh berbeda dengan seorang predator.

Sementara untuk pria yang ketagihan seks, mereka disebut menderita kondisi yang disebut satyriasis. Meski kaum hawa yang cenderung lebih mungkin kehilangan martabatnya sebagai wanita saat diketahui gila seks, namun pada kenyataannya, kondisi ini lebih sering menyerang kalangan pria.

Pemicu terbentuknya karakter penggila seks

Ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi kondisi tidak menyenangkan ini. Salah satu yang kerap dijadikan alasan adalah sejarah atau riwayat seseorang menjadi korban kecanduan di masa lalu. Mereka yang pernah atau masih menjadi korban kecanduan apa pun contohnya, narkoba atau alkohol, sangat mungkin mengembangkan kecanduan serupa untuk hal seperti seks lantaran keterkaitannya sangat kuat.

Jika dirinya sudah terbiasa menjadi sangat terobsesi akan suatu hal, maka ia cenderung akan berlebihan terhadap hal-hal lainnya.

Kemudian faktor kedua adalah keseringan menonton film porno atau bergaul dalam lingkungan yang hubungan asmaranya sangat terbuka atau selalu dipertontonkan di depan teman-temannya. Sesuatu yang dilakukan secara repetitif akan mendarah daging, menjadi zona kenyamanan dan berujung menjadi suatu keharusan.

Faktor terakhir diyakini sebagai yang paling berbahaya dan berpotensi mengendap dalam karakter seseorang secara permanen. Sebuah survei yang diterbitkan dalam Journal of Aggression, Maltreatment and Trauma pada tahun 2013 lalu menemukan fakta bahwa trauma akan kekerasan atau pelecehan emosional dan fisik saat usia dini menjadi faktor yang paling disorot dan dianggap sulit pemulihannya.

Pendiri The Sexual Recovery Institute di Los Angeles, California, Amerika Serikat yang juga merupakan seorang ahli terapi khusus korban kecanduan bernama Robert Weiss menjelaskan, “Trauma yang mungkin dipicu oleh masa lalu kelam seperti pelecehan seksual oleh pengasuh, kecuekan akut sosok kedua orangtuanya dan jarangnya mendapatkan belaian lebih siksaan sangat mungkin membuat anak beranjak dewasa mencintai hal-hal yang mengalihkan fokusnya dari trauma seperti alkohol, obat penenang dan seks.”

Weiss yang juga merupakan seorang penulis buku bertajuk “Always Turned On: Sex Addiction in the Digital Age” ini kembali menegaskan bahwa pecandu seks yang paling berbahaya dan harus segera diberikan pertolongan bukanlah yang mudah terangsang, gemar mengisengi lawan jenis atau memiliki hawa nafsu super tinggi, tetapi mereka yang hati dan emosinya sudah terluka bahkan saat mereka belum memahami banyak soal apa yang terjadi di dunia ini dan apa artinya seks itu.

“Kebanyakan pecandu seks memiliki rasa trauma atau memori buruk yang menggores hatinya dan membuatnya jadi lebih emosional. Trauma akan suatu hal negatif yang secara repetitif dilakukan di masa lalu membuat mereka merasa tidak layak dicintai atau pun mencintai orang lain, tidak berkewajiban untuk menonjolkan kasih sayangnya kepada orang lain, enggan membangun koneksi antar hati ke hati bersama sosok istimewa dan tidak pantas mendapatkan kebahagiaan lantaran berpikir ia dilahirkan dan dibesarkan hanya untuk dianiaya,” Lanjut Weiss.

Opsi upaya pemulihan

Sayangnya sampai detik ini belum ada obat atau teknik pemulihan lainnya yang bisa secara total menyembuhkan penyakit kecanduan seks. Namun beberapa metode yang dimuat di laman Everyday Health patut dicoba karena diyakini bisa setidaknya mengurangi skala kefatalan penderitanya.

Berikut dua strategi untuk mengurangkan tingkat keparahan seseorang pecandu seks.

Psikoterapi

Psikoterapi yang berupa proses pengobatan lewat teknik berkomunikasi bisa dilakukan dan diberikan bimbingan oleh orang terdekat seperti keluarga, teman, saudara atau pasangan. Ada dua jenis psikoterapi yaitu, psikoterapi psikodinamik dan terapi perilaku kognitif (CBT).

Untuk psikoterapi psikodinamik, fokus pemulihan dilakukan melalui metode pemahaman dan pendalaman pengetahuan penderita soal perasaan dan perilakunya lewat alam bawah sadarnya.

Ketika penderita mendalami sekaligus memahami betul kondisi yang ia alami lantaran menyaksikannya sendiri di alam bawah sadarnya, hal tersebut akan membantunya mengembangkan sebuah inspirasi yang mana diharapkan dapat menjadi kunci penyelesaian konflik dalam batin dan dirinya secara menyeluruh.

Sementara untuk terapi perilaku kognitif (CBT), fokus pemulihan dilakukan menggunakan metode pengenalan terhadap hal-hal berkonotasi negatif yang kerap membuat perasaan dan pikirannya keruh. Setelah mengenali unsur-unsur pesimis dalam diri, ia akan dibimbing secara perlahan-lahan untuk melawannya dan menggantinya dengan hal-hal yang lebih positif.

Obat-obatan

Jenis obat-obatan tertentu yang tergolong dalam kategori antidepresan seperti, paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft) dan fluoxetine (Prozac) diyakini bisa membantu menstabilkan suasana hati dan membantu menahan gejolak hawa nafsu yang terus menggelora.

Kemudian jenis obat yang tergolong dalam kategori naltrexone seperti vivitrol dan revia. Obat ini bekerja secara efektif menghalangi saraf mencapai bagian otak tertentu yang menjadi sumber utama kenikmatan melakukan seks secara berlebihan.

Selanjutnya jenis obat yang tergolong dalam kategori anti-androgen seperti medroxyprogesterone. Ini merupakan jenis obat penurun gairah yang diperuntukkan untuk para lelaki. Hormon yang ada dalam anti-androgen secara spesifik menghambat sekaligus mengurangi kadar testosteron dalam tubuh pria.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.